Perusahaan Blackberry Pindah Jurusan Bisnis

Rencana manajemen BlackBerry untuk mengalihkan bisnis perusahaan dari sektor konsumer ke sektor layanan bisnis dan pemerintahan diperkirakan belum bakal bisa menghentikan laju merosotnya perusahaan.

Perubahan rencana strategis ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan perusahaan. Kekhawatiran ini bisa membuat rekanan perusahaan telekomunikasi, pelanggan bisnis, hingga pelanggan konsumer meninggalkan platform ini.

"Persepsi merupakan sembilan per sepuluh dari realita," kata analis GMP Securities, Deepak Kaushal. "Jika pelanggan dan perusahaan rekanan menjadi tidak yakin akan masa depan BlackBerry." Kaushal mengkhawatirkan kondisi ini bakal terus memburuk.

Pada Jumat pekan lalu, chief executive officer, Thorsten Heins, mengatakan perubahan strategi ini seiring dengan kekuatan dan kemampuan perusahaan. "Perusahaan sangat ahli tentang sekuriti dan pelanggan korporat mengetahui standar emas ini berkembang di BlackBerry," kata dia dalam pernyataan.

Saat ini, total pelanggan perusahaan sekitar 72 juta hingga akhir Juni lalu. Jumlah ini turun dari sekitar 76 juta pelanggan sekitar tiga bulan sebelumnya. Dalam upayanya untuk bangkit, BlackBerry "bertaruh" pada ponsel Z10 layar sentuh, yang menggunakan sistem operasi terbaru BlackBerry 10. Namun, upaya ini tampaknya belum berhasil.

Menurut Kaushal, ada sekitar 3 juta ponsel Z10 yang tidak terjual saat ini. Sedangkan manajemen mengatakan, untuk kuartal kedua tahun ini, jumlah penjualan ponsel cerdas BlackBerry bakal mencapai 3,7 juta unit. Pada Jumat pekan lalu, manajemen mengumumkan penghapus-bukuan US$ 1 miliar (sekitar 11 triliun), akibat tumpukan stok Z10 yang memicu diskon besar-besaran.

0 comments:

Post a Comment